11.10 Nana Diana 0 Comments

Badai Belum Berlalu


AGEN POKER -Jakarta. Baru sebentar menguat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah ke level Rp 14.000. Rupiah masih akan mengalami tekanan hingga ketidakpastian global berakhir, yaitu soal rencana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menaikkan tingkat suku bunganya.

Apakah badai sudah berlalu? "Belum. Masih akan ada risk on risk off karena yang kita tunggu Fed fund rate akan naik atau tidak, kayaknya nggak naik, kayaknya harus naik, tapi AS mendesak, kalau tidak, mereka terlalu kuat jadi tidak kompetitif," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (28/8).

Agus melihat, badai belum berakhir hingga The Fed memberikan kepastian kapan menaikkan tingkat suku bunganya. "Pemerintah akan mendorong paket kebijakan ekonomi dan pengendalian upaya agar rupiah menjadi stabil, saya menyambut baik," katanya.

Dia mengemukakan hingga 27 Agustus 2015, rupiah sudah terdepresiasi 12,9%. Angka ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya yang tertekan lebih dalam. "Rupiah sampai kemarin depresiasi 12,9%. Dulu 1 tahun depresiasinya 1,8%, kondisi ini kalau dibandingkan dengan mata uang lain kita menguat," katanya.

Agus membandingkan, mata uang Brasil hingga 27 Agustus 2015 sudah melemah 33%, Turki 24%, Malaysia 21%, Afrika Selatan 13%. "Jadi kita menguat, tapi kalau dibanding US$, kemarin di akhir hari ada penguatan rupiah di Rp 13.990, itu karena ada dinamika pemerintah mau mengeluarkan paket kebijakan," terang dia.

Kondisi nilai tukar saat ini, kata Agus, harus dihadapi dengan tenang. Dia meyakini akan ada perbaikan ekonomi ke depan yang juga diikuti penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Jadi mohon kita tetap tenang, ekonomi kita mengarah ke lebih baik, 3 tahun terakhir ekonomi mengalami ketidakpastian, BI akan jaga pasar valas, kita senantiasa merespon bauran kebijakan, yaitu moneter yang prudent, kebijakan makro agar penyaluran kredit lancar," tandasnya.
Kebijakan Perkuat Rupiah.

Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah sudah menyiapkan kebijakan untuk memperkuat rupiah yang sedang melemahnya nilai tukarnya terhadap dolar AS. Dolar AS diketahu masih bertahan di level Rp14.000 sampai kemarin.

"Paling penting dihadapi masalah itu, sudah ada instrumen-instrumen dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan," katanya di Batang, Jawa Tengah.

Presiden mengatakan, masalah krisis ini tidak hanya dihadapi bangsa Indonesia, melainkan juga banyak negara. "Hampir seluruh negara mengalami," katanya.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menginginkan setiap elemen di dalam Republik Indonesia dapat menghadapi perlambatan ekonomi global yang juga berdampak kepada perekonomian nasional dengan memperkukuh persatuan bangsa.

"Menghadapi situasi ekonomi seperti ini kita harus bersatu, apakah pengusahanya, pemerintah, partai politik, organisasi kemasyarakatan," katanya.

Dia menegaskan bahwa bila seluruh elemen bangsa bersatu maka kesulitan seberat apapun pasti akan bisa dihadapi dan diatasi oleh Republik Indonesia.

Begitupun Presiden kelima RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemerintahan Presiden Jokowi tidak lengah dalam menghadapi kondisi saat ini, terutama di bidang perekonomian yang sedang tidak baik.

"Kondisi saat ini berbeda dengan tahun 2008 dan 1998 dari sisi fundamental ekonomi, pertumbuhan, dan kondisi sosial-politik. Namun, pemerintah jangan lengah karena bisa berbahaya," kata SBY.

Menurut SBY, pemerintah pasti memiliki kebijakan yang baik untuk mengatasi krisis dan meminimalisir dampaknya bagi rakyat."Pada tahun 2008 saat negara lain pertumbuhannya negatif namun Indonesia 4,5 persen. Saat ini kita bisa meminimalkan dampak krisis, lebih baik sedia payung sebelum hujan," ujarnya.

Dia mengatakan pemerintah harus mengantisipasi tiga hal saat ini, yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi, khususnya pada kuartal terakhir, inflasi, dan mulai munculnya gelombang pemutusan hubungan kerja.

"Pertumbuhan ekonomi harus dijaga dan jangan meluncur ke bawah. Namun, diharapkan naik, kalau pertumbuhan ekonomi dari 6 menjadi 5, lalu 4 maka berpengaruh pada semua kehidupan," katanya.

0 komentar: